Aceng Kodir, Menjadi Pengusaha Sukses Berkat Crispy Singkong
Wirausaha dalam bidang agrobisnis rupanya saat ini telah menjadi trend yang menjanjikan dan memiliki prospek yang bagus, salah satu hasil bumi yang sangat berlimpah di negara kita adalah singkong. Singkong (Manihot utilissima) atau Ketela pohon atau banyak pula yang menyebut dengan kata ubi kayu adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat, sangat populer dikalangan masyarakat terutama di pedesaan sebagai hidangan saat santai atau saat berkumpul dengan teman dan keluarga. Dari sekedar sebagai hidangan rumahan sederhana tersebut ternyata singkong mampu dimanfaatkan sebagai produk sajian yang berkelas. Salah satu pengusaha yang berhasil memanfaatkan ‘makanan kampung’ tersebut sebagai sebuah peluang usaha untuk berwirausaha adalah Aceng Kodir. Aceng Kodir, Menjadi Pengusaha Sukses Berkat Crispy Singkong. Pria asal Bandung ini berhasil menyulap singkong menjadi keripik atau crispy yang rasanya tentu saja nikmat.
Perjuangan keras pria berusia 43 tahun ini patut diacungi jempol, ia yang pada awalnya memiliki keterbatasan ekonomi mampu berjuang sedemikian rupa sehingga menjadi seorang yang banyak dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses. Perjalanan usaha Aceng mulanya dilatar belakangi oleh keprihatinannya kepada petani di kampungnya yang kurang menikmati hasil dari penjualan singkong yang dihargai sangat murah, yakni hanya sekitar 400 rupiah per kilogram. Kondisi tersebut dirasakan Aceng adalah sebuah ketidakadilan, karena sudah sepantasnya para petani dapat lebih sejahtera bila singkong hasil panen mereka bisa dibeli dengan harga yang lebih wajar.
Dari pengamatannya tersebut timbullah ide kreatifnya untuk menjadikan singkong sebagai sebuah peluang usaha, Aceng pun mulai berinovasi, ia membeli beberapa kilogram singkong, minyak goreng, dan bahan-bahan pembuatan crispy lainnya yang kira-kira membutuhkan modal sebesar 200 ribu rupiah. Dengan cekatan Aceng mengolah singkong menjadi sajian berupa kripik atau crispy. Hasil olahannya tersebut tidak langsung ia jual, tetapi terlebih dahulu ia meminta para tetangganya untuk menjadi ‘tester’. hasilnya para tetangganya sangat suka dengan crispy singkong buatannya, belum puas sampai disitu, ia kembali menguji crispy singkongnya ke beberapa pejabat di daerahnya seperti lurah, camat, hingga bupati untuk mencicipi crispy singkongnya. Kembali ia mendapat pujian dan dukungan dari mereka yang mencoba, sehingga dengan langkah berani akhirnya ia memasarkan crispy singkong itu.
Sesudah siap dengan pemasaran crispy singkongnya, Aceng kembali melakukan inovasi kecil untuk menambah variasi produk dengan membuat produk baru yaitu crispy konghui (perpaduan antara singkong dan hui (ubi)). Ternyata kedua produk tersebut menuai sambutan yang cukup baik di kalangan masyarakat luas. Dengan harga 19.000 untuk crispy singkong dan 20.000 untuk crispy konghui, Aceng kini mampu menghasilkan omset hingga 90 juta rupiah per bulan, yang artinya dalam sehari ia mampu menjual sekitar 150 bungkus crispy. Bahkan produk crispy tersebut sering dibeli wisatawan dari luar negeri untuk dijadikan camilan atau oleh-oleh khas daerahnya.
Kini cita-cita Aceng untuk mensejahterakan petani sudah terwujud, ia membeli singkong hasil panen para petani didaerahnya dengan harga wajar yakni 1.000 rupiah per kilogram, jauh lebih mahal dari harga jual ke orang lain. Bahkan efek lain dari usaha yang didirikan sejak tahun 2009 ini juga adalah berhasil membuka lapangan kerja bagi warga di sekitarnya yang membutuhkan pekerjaan. Semoga kisah ini bisa menginspirasi anda.
Aditya Haryanto
Latest posts by Aditya Haryanto (see all)
- Firmansyah Budi Prasetyo, Sarjana Yang Sukses Jadi Pengusaha Kripik Singkong - Sunday, 28 September 2014
- Puspo Wardoyo, Pria dibalik Kesuksesan “Ayam Bakar Wong Solo” - Friday, 19 September 2014
- Mengenal Mas J, pengarang buku laris “The Power of Kepepet” - Friday, 4 April 2014