• Home
  • Motivasi
  • Kisah Inspiratif
  • Tips Wirausaha
  • Peluang Usaha
  • Sitemap
  • Kontak
8 Hal Penting Yang Wajib Diketahui Sebelum Memulai Wirausaha
Akan Menjadi Siapa Anda Di Masa Depan Tergantung Pada Apa Anda Akan Katakan ‘Ya’ Pada Hari ini
Jack Ma: Peluang Terletak Ditempat Dimana Orang-orang Mengeluh
Bagaimana Menjadikan Produk Digital Sebagai Sebuah Peluang Usaha
Tips Bisnis Waralaba Minim Resiko Untuk Pebisnis Pemula
Kisah Tukang Rental Video Yang Jadi Orang Nomor Satu BCA
Platform NusaTalent Hubungkan Universitas, Mahasiswa dan Perusahaan Indonesia
Deretan Brand Lokal Indonesia Yang Sering Dikira Produk Impor
Inilah 7 Rahasia Kaum Tionghoa Menjadi Pengusaha Sukses
5 Cara Ilmiah Menciptakan Keberuntungan Dalam Bisnis
Waspadai Shark Loan, Jasa Pinjaman Online Bunga Tinggi
Perjalanan Bisnis Penderita Down Syndrome Yang Jadi Pengusaha Sukses
Mandiri Sahabatku, Visi Menciptakan Pengusaha Baru Dari Kalangan TKI
Youth Speak Forum 2018, Membangun Bisnis Startup Sukses Bisa Bermula Disini
Dimana Kita Bisa Belajar Menjadi YouTuber Yang Sukses?

Budidaya Cacing Tanah, Adam Kantongi 300 Juta Sebulan

By : admin
9 Komentar
17815 Views      
Tag budidaya cacing tanah, lumbricus rubellus

Budidaya cacing tanahBanyak orang bergidik jijik ketika melihat geliat cacing. Hewan tak bertulang belakang ini menimbulkan kesan menjijikkan bagi sebagian besar orang. Namun beda halnya dengan Abdul Azis Adam Maulida. Bagi laki-laki yang akrab disapa Adam ini, yang sejak empat tahun membudidayakan cacing tanah ini, cacing justru menjadi sumber pendapatan.

Sejak menamatkan pendidikan sarjana di Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Adam sudah punya niat berwirausaha. Namun niat itu terkubur lantaran tak menemukan ide usaha. Adam pun memutuskan menjadi karyawan di sebuah pabrik kertas. Selama sepuluh tahun, Adam bekerja di PT Tjiwi Kimia, di Mojokerto, Jawa Timur.

Baru pada 2010 dia meninggalkan pekerjaan itu. “Menurut saya, kalau bekerja di perusahaan, seseorang susah berkembang karena harus berhadapan dengan batasan dari sistem perusahaan tersebut. Sementara di luar begitu banyak peluang usaha yang menanti,” ujar lelaki berusia 39 tahun ini.

Adam pun memantapkan diri untuk memulai berwirausaha. Ia kembali ke tanah kelahirannya, Malang, Jawa Timur, pada awal 2010 dan memilih agribisnis dengan menggeluti budidaya belut yang sedang ngetren kala itu. Adam menggelontorkan modal sebesar Rp 20 juta, termasuk untuk membeli sekitar dua kuintal belut.

Namun, Adam tak menyangka, banyak kendala dalam beternak belut. Sejak awal, ia sering mendapati belut-belut itu mati. “Pokoknya, sulit sekali bagi saya untuk membudidayakan belut sehingga hanya enam bulan saya beternak belut,” kata dia. Padahal Adam sudah ikut berbagai seminar mengenai pembiakan belut.

Yang tersisa hanyalah pakan belut, yakni cacing tanah sebanyak empat kilogram. Dia mengamati, ketika semua belutnya mati, cacing-cacing itu tetap bertahan, bahkan, berkembang. Dari situlah Adam mendapat ide untuk membudidayakan cacing yang memiliki nama latin Lumbricus Rubellus.

Tepatnya, pada Agustus 2010, Adam mulai budidaya cacing tanah. Sebelumnya, dia mempelajari seluk-beluk budidaya cacing tanah. Selain membaca buku, Adam juga belajar secara autodidak dengan praktik langsung di lapangan.

Dengan modal Rp 200.000, ayah seorang anak ini membeli indukan cacing. Selanjutnya, untuk media, dia membeli kotak kayu ukuran 40 cm x 50 cm yang ditumpuk hingga 12 tingkat. Jadi, Adam tak perlu lahan yang terlalu luas.

Adam tak perlu membeli makanan cacing. Cacing bisa diberi makan dari limbah rumah tangga maupun limbah pasar. Ia mengolah limbah dari para tetangganya untuk dijadikan pakan cacing. “Cara membudidayakan cacing memang sangat mudah. Makanya saya tertarik dan tak pernah berpikir untuk berhenti sampai sekarang,” tutur dia.

Kisah Perjuangan ‘Bapak Cacing’ dari Malang

Adam mengaku, ketika mulai merintis wirausaha budidaya cacing, dia belum mendapatkan pasar sama sekali. Hingga pada akhir 2010, dia mendapat titik terang. Seorang pemilik tempat pemancingan mendatangi peternakannya untuk memesan cacing.

Dulu, Rumah Cacing, nama peternakan cacing milik Adam, hanya bisa memproduksi lima kilogram cacing per minggu. Akan tetapi, kini, dia bisa memproduksi hingga tujuh ton cacing tanah per bulan. Omzetnya pun meningkat pesat. Dalam sebulan Adam bisa mengantongi sekitar Rp 300 juta.

Adam bilang, ia butuh proses cukup panjang untuk bisa menemui kesuksesan seperti saat ini. Setelah memasok cacing untuk beberapa tempat pemancingan di Malang, Adam semakin giat meningkatkan produksi. Nama Adam pun mulai dikenal penduduk Malang. Ia bahkan disebut-sebut orang sebagai Bapak Cacing.

Pada 2011 ia mendapat order untuk memasok cacing oleh Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur. Sayang, Adam belum bisa langsung menyanggupi. Pasalnya, produksi cacingnya per bulan belum mencapai satu ton, seperti permintaan Dinas Perikanan itu.

Tak hilang akal, Adam menularkan ilmunya ke orang lain. Dia melakukan sosialisasi soal cacing ke masyarakat di sekitar Malang, sekaligus mengajak mereka untuk ikut membudidayakan cacing. “Saya ajak mereka untuk datang ke Rumah Cacing, lalu saya ajari cara beternak cacing,” ucap dia.

Di awal, usaha ini belum berbuah banyak. Hanya ada dua orang yang mau bergabung dengan Adam. Lalu, Adam mengembangkan sistem plasma dengan lebih terkoordinasi. Dengan sistem plasma, siapa pun yang bergabung akan mendapat pelatihan dari Rumah Cacing. Selanjutnya, Adam akan membeli hasil panen cacing dari anggota plasma.

Sampai saat ini, Adam sudah memiliki sekitar 1.600 anggota plasma. Namun, tidak semua anggota bisa konsisten memasok cacing padanya. “Dari keseluruhan jumlah anggota, sekitar 700 orang aktif menjual hasil panennya pada saya,” kata dia.

Suami Heni Nur Rahmania ini bilang, dalam sehari bisa disambangi sekitar 100 orang yang ingin belajar budidaya cacing. Adam menuturkan, budidaya cacing sebenarnya sangat gampang. Lagipula tingkat keberhasilan budidaya cacing hampir 100 persen. Hanya, informasi mengenai peluang budidaya cacing masih tergolong sedikit.

Sejauh ini, Adam tak menemukan penyakit atau hama yang mengganggu pertumbuhan cacing. “Kalau sudah tahu peluang usahanya pasti tertarik karena mudah,” tandas dia.

Selain mengandalkan pasokan dari anggota plasma, Adam pun masih terus memproduksi cacing. Bedanya, sekarang ia sudah memperkerjakan delapan orang karyawan. Kandang cacing pun sudah tak menggunakan kotak kayu lagi. Adam membangun 100 kolam yang dibuat dari batubata. Sekarang, Adam jadi pemasok utama cacing tanah untuk Dinas Perikanan Provinsi Jatim. Ia juga masih melayani penjualan kepada para pemilik usaha pemancingan dan pengusaha perikanan.

Peluang Budidaya Cacing Masih Sangat Terbuka

Menanggalkan statusĀ  karyawan di perusahaan besar bukan hal mudah bagi Abdul Azis Adam Maulida. Kedua orangtuanya sempat menentang. Maklum, mereka bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Jadi ketika Adam mengungkapkan keinginan untuk menjadi pengusaha, langsung tak mendapat respons baik dari orangtuanya.

budidaya cacing tanahNamun tekad Adam sudah bulat, meski dia sadar, usahanya tak langsung besar dalam sehari. “Setidaknya saya keluar dari sistem perusahaan dan bisa menciptakan sistem saya sendiri dengan potensi yang saya punya,” tutur Adam.

Dia berpesan, pengusaha harus terus berkembang. Tak ada lagi batasan yang menghalangi untuk berkembang selain diri sendiri. “Pelajari dulu peluang usaha. Kalau memang bagus, terus kembangkan, jangan berhenti karena pengusaha tak boleh mandek,” tegasnya.

Adam menegaskan peluang berbudidaya cacing masih sangat terbuka. Pembeli cacing sangat beragam, mulai pengusaha perikanan, peternak unggas hingga industri kosmetik dan farmasi. Tahun ini, Adam ingin menyasar industri farmasi. Namun, dia ingin membenahi produksinya sebelum memasok pasar baru. “Saya akan menambah anggota plasma untuk mendongkrak produksi,” ucap dia.

Adam menambahkan, dari budidaya cacing, ia bisa mengembangkan banyak potensi bisnis yang lainnya. Sejauh ini, Adam sudah merintis berbagai usaha yang masih berhubungan dengan bisnis utamanya. Misalnya saja, kebun jahe organik yang dikembangkan dengan pupuk dari kotoran cacing.
Selain itu, dia memiliki peternakan kambing, ayam, dan empang ikan yang akan mengonsumsi cacing untuk penggemukan. “Saya ingin kembangkan lebih banyak lagi dan saya juga memotivasi anggota plasma untuk sama-sama berkembang,” ungkap dia.

 

Anda tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh tentang budidaya cacing ini? Segera terbit Buku Wirausaha “Cerdas Meraup Laba Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus“. Silakan simak detailnya disini.


Sumber: KONTAN

The following two tabs change content below.
  • Bio
  • Latest Posts
My Google+ profile

admin

Contributor at wartawirausaha.com
Follow us: Facebook page: wartawirausaha Email:info[at]wartawirausaha.com
My Google+ profile

Latest posts by admin (see all)

  • 3 Jenis Orang Yang Harus Dimiliki Dalam Bisnis - Monday, 24 August 2015
  • Menikmati Wisata Kuliner di d’Sambal, Raja Sambal dari Bali - Friday, 29 May 2015
  • Kisah Sukses Bukalapak Menggaet Investor Kelas Dunia - Thursday, 28 May 2015
Daftarkan email anda Disini untuk mendapatkan update artikel terbaru.
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • More
  • Click to email this to a friend (Opens in new window)
  • Click to print (Opens in new window)
buku budidaya cacing lumbricus
1

Budidaya Cacing Tanah, Kenapa memilih Jenis Lumbricus Rubellus?

Posted On 13 Feb 2015
, By admin

Peluang Usaha Wirausaha Cacing Tanah

Posted On 11 Nov 2013
, By admin

Progress Farm Cacing Lumbricus Wartawira session 2

Posted On 28 Oct 2013
, By admin

Prospek Cerah Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus

Posted On 23 Aug 2013
, By Ahmed

Komentar 9

  1. dafid Monday, 25 January 2016 at 07:06 Reply

    Lokasi saya dijogja, apakah bisa menjadi mitra atau menjadi anggota plasmanya?

  2. wahyu widayat Friday, 15 May 2015 at 17:50 Reply

    saya juga mau usaha cacing merah pak, mohon bimbingan dan bantuannya

    • Harry Budiarto Saturday, 16 May 2015 at 14:50 Reply

      Untuk petunjuk dan panduan teknik budidaya cacing lumbricus, kami telah menyusun buku yang bermanfaat untuk mempelajari budidaya komoditi ini. Silakan kunjungi link ini: https://www.bukalapak.com/p/buku/pertanian/63px4-jual-buku-buku-cerdas-meraup-laba-budidaya-cacing-lumbricus-rubellus bila berminat.

      Proses selanjutnya untuk prakteknya (pelatihan, seminar) dan peyediaan bahan baku, informasinya ada dalam buku tersebut. Terima kasih.

  3. rismanto Monday, 4 May 2015 at 22:41 Reply

    Kalo ikut jd anggota kemitraan nanti apa mau manempung hasil panennya pak,., trimakasih.

    • Harry Budiarto Friday, 8 May 2015 at 23:39 Reply

      Iya pak, kami akan menampung hasil panen anggota sesuai dengan harga dan ketentuan yang telah disepakati bersama.

  4. nico Saturday, 11 April 2015 at 23:03 Reply

    Ass.Kaum.pak bs mnt contact personelnya????

    • Harry Budiarto Friday, 8 May 2015 at 23:48 Reply

      silakan hubungi melalui email kami pak, wartawirausaha@gmail.com

      • wahono Thursday, 14 May 2015 at 20:43 Reply

        pak, bagaimana caranya menjadi anggota, dan harga beli cacing sekarang per kg berapa ya.. trimakasih

  5. Hendra Thursday, 5 February 2015 at 08:56 Reply

    Kalau ikut program kemitraan apakah nanti pemasaran cacingnya dibantu pak?

Leave a Reply to Harry Budiarto Cancel reply

*
*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Afrakids Fashion -

peluang Usaha

Bagaimana Menjadikan Produk Digital Sebagai Sebuah Peluang Usaha

Bagi masyarakat terutama di perkotaan, memiliki smartphone sudah menjadi kebutuhan utama di
01 Jan 2019

Tips Bisnis Waralaba Minim Resiko Untuk Pebisnis Pemula

Takut gagal adalah tantangan besar bagi yang ingin memulai wirausaha, perasaan takut gagal
01 Oct 2018

Dimana Kita Bisa Belajar Menjadi YouTuber Yang Sukses?

Untuk urusan intuisi bisnis, bisa dibilang Google adalah termasuk salah satu yang paling jago
22 Apr 2018

Peluang Ekspor Ikan Hias dan Potensi Indonesia Sebagai Eksportir Terbesar Dunia

Indonesia adalah negara yang dikenal sebagai rumahnya ikan hias karena memiliki koleksi
22 Jul 2017

Jualan Sepi Pembeli? Alihkan Penjualan Offline Menjadi Online

Pasar Tanah Abang, Jakarta merupakan pusat penjualan tekstil terbesar se-Asia Tenggara. Tapi
11 Jul 2017

RECENT

POPULAR

COMMENTS

8 Hal Penting Yang Wajib Diketahui Sebelum Memulai Wirausaha

Posted On 13 Dec 2019

Akan Menjadi Siapa Anda Di Masa Depan Tergantung Pada Apa Anda Akan Katakan 'Ya' Pada Hari ini

Posted On 08 Aug 2019

Jack Ma: Peluang Terletak Ditempat Dimana Orang-orang Mengeluh

Posted On 28 Jul 2019
peluang usaha produk digital

Bagaimana Menjadikan Produk Digital Sebagai Sebuah Peluang Usaha

Posted On 01 Jan 2019

Tips Bisnis Waralaba Minim Resiko Untuk Pebisnis Pemula

Posted On 01 Oct 2018

Prospek Cerah Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus

Posted On 23 Aug 2013

Peluang Usaha Beternak Kelinci

Posted On 10 Jul 2013

Jual Lebah Madu Koloni Siap Ternak

Posted On 20 Jul 2013

Lanang Barbershop, Waralaba Salon Khusus Pria dengan Sistem Kekeluargaan

Posted On 08 Mar 2013
Budidaya Kroto

Peluang Usaha Budidaya Kroto

Posted On 06 Feb 2014

apakah bisa mendapatkan no kontak pak...

Posted On 31 Aug 2019

Saya sangat berminat untuk memulai...

Posted On 17 May 2019

[…] Dimana Kita Bisa Belajar...

Posted On 12 Jan 2019

makasih ilmu nya

Posted On 27 Nov 2018

Terima kasih banyak artikelnya sangat...

Posted On 20 Oct 2018
Graphic Design work

 

Update Berita via Email

Daftarkan email anda untuk mendapatkan info terbaru dari kami!


Afrakids Fashion
Direktori Wirausaha | Event | Motivasi | Kisah Inspiratif | Tips Wirausaha | Peluang Usaha
 
Copyright © 2014 wartawirausaha.com - Artikel Wirausaha, Tips Bisnis, Kisah Inspiratif, Motivasi dan Peluang Usaha. Profil - Hubungi kami.
loading Cancel
Post was not sent - check your email addresses!
Email check failed, please try again
Sorry, your blog cannot share posts by email.