Meningkatkan Agrobisnis Menggunakan Telepon Seluler
Saat ini banyak petani yang menjadikan sektor agraris sebagai lahan usaha. Para petani yang dulunya menjual ke tengkulak kini mulai berani menjual hasil panennya sendiri baik berupa bibit maupun sudah dalam bentuk olahan. Olahan dari hasil pertanian pun beragam, ada yang dibuat kripik, syrup, dodol, dan olahan lain. Para petani ini menggantungkan hasil produksinya dari mengolah lahan pertanian. Ada kalanya dalam pengolahan lahan pertanian petani menemui beberapa masalah. Penyakit, hama, tingkat kesuburan tanah, serta pergantian musim yang kini sulit ditebak menjadi ancaman besar terhadap kesehatan tanaman.
Masalah-masalah pada tanaman ini tentu merugikan petani untuk memperloeh hasil panen yang berlimpah, berkualitas, lantas bisa dijual ke pelanggan. Penyakit-penyakit yang sering menyerang tanaman seringkali menyebabkan gagal berbuah, penyakit layu yang menular melalui irigasi dan tanah, karat penyakit tanaman yang menyerang daun disebabkan oleh spora yang diterbangkan angin, dan lain-lain. Tak hanya penyakit, hama seperti kutu, kumbang, dan ulat pun turut jadi musuh.
Kendala utama petani dalam melakukan deteksi dini serangan hama atau penyakit adalah gejalanya. Gejala penyakit satu dengan yang lain hampir sama sehingga membuat petani kesulitan. Lain lagi dengan hama. Deteksi dini tanaman yang terserang hama sulit dilakukan lantaran tak tampak jelas gejala serangannya. Untuk mengatasi masalah ini, petani tak jarang mesti menghubungi pakar yang biasanya datang dari dinas pertanian untuk mendeteksi masalah pada tanamannya. Ini terjadi karena informasi mengenai penyakit tanaman tak diketahui secara mendetil oleh petani, terutama petani pemula.
Masalah baru akan ditemui bila si pakar tak bisa langsung hadir di lapangan ketika petani membutuhkan mereka. Alhasil, deteksi dini terhadap masalah tanaman gagal dilakukan. Untuk itu, mudahnya akses informasi atas perawatan dan masalah tanaman sangat dibutuhkan agar petani bisa mandiri dan bisa mengembangkan pertaniannya.
Majunya teknologi seluler tak hanya digunakan oleh anak muda, akademisi, atau pegawai kantoran tapi juga petani. Di beberapa wilayah ditemukan petani yang sudah melek terhadap teknologi seluler pun dengan telepon pintar. Penggunaan telepon pintar oleh petani ini tentu akan sangat membantu jika tak hanya digunakan untuk berkirim kabar saja tapi juga memanfaatkan berbagai fitur yang ada di dalamnya. Sehingga petani yang juga menjalankan usaha pertanian dapat meningkatkan agrobisnis menggunakan telepon seluler.
Latest posts by Nur Janti (see all)
- Program Unggulan dari Kementrian Tenaga Kerja - Tuesday, 25 August 2015
- Pelatihan Kerja dan Kewirausahaan Bagi Masyarakat - Monday, 3 August 2015
- Pameran Produk Unggulan UMKM dan Pasar Rakyat Jawa Tengah 2015 - Tuesday, 28 July 2015