Kisah Perjuangan Hidup Dan Sukses Reiner Bonifasius Rahardja
Dia seorang pengusaha yang terlahir dari keluarga sederhana. Berhasil meraih kesuksesan diusia yang masih sangat muda, 26 tahun. Memulai karirnya benar-benar dari nol setelah tamat SMA.
Ia pernah jualan baju bekas diemperan, pernah pakai toping caping saking malunya, pernah jualan cireng pake gerobak, pernah mau bunuh diri, Almarhum ayahnya pernah dipermalukan didepan orang banyak karena ditagih debt collector. Sering beli nasi putih doang pas lagi miskin-miskinnya. Karena kasihan, sama ibu wartegnya sering dikasih lauk gratis (tempe atau telur). Sekarang gantian ibu wartegnya dibantunya sukses.
Sadar bahwa pendidikan adalah hal penting dalam hidup, maka ia memilih untuk kuliah sambil bekerja, walaupun nyambi, ia tetap berhasil menjadi sales terbaik dan mencapai penjualan tertinggi ditempatnya bekerja, mengantongi gaji 25 juta perbulan diusianya yang waktu itu baru menginjak 20 tahun.
Siapakah dia? Namanya Reiner Bonifasius Rahardja. Dan inilah kisah perjuangan hidup dan sukses Reiner Bonifasius Rahardja.
Mengutip dari hidupkatolik,com, dunia bisnis bukan hal baru bagi Reiner Bonifasius Rahardja. Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, Reiner sudah bertekad terjun dalam bidang ekonomi. Setelah lulus SMA, Reiner memutuskan hidup mandiri dan tidak mau menerima uang sepeser pun dari orangtua.
Pada 2006, pria kelahiran Jakarta, 13 Juli 1988 ini, mulai kuliah sambil kerja sebagai sales kartu kredit. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidup dan kuliahnya. Ia tak hanya menjadi penjaja kartu kredit, Reiner juga kerja paruh waktu di beberapa perusahaan. Apalagi, kemudian ia melanjutkan kuliah di Australia. “Saya harus mencari uang untuk biaya kuliah dan lain-lain. Maka, ya saya harus kerja sambilan di beberapa tempat. Akibatnya, sehari hanya tidur empat jam,” cerita Reiner mengenang.
Setelah lulus kuliah, Reiner memutuskan berhenti kerja dan mulai mencoba mewujudkan impiannya yaitu buka usaha sendiri. Tabungan yang ia kumpulkan selama bekerja dijadikan modal berjualan aci goreng atau cireng. Tahun 2009 ia mulai peruntungannya berwirausaha dan memberi nama produknya “Cireng Isi Kodjo”, dan meskipun mendapatkan banyak cibiran dari teman-temannya, tapi ia tidak peduli.
Keberuntungan berpihak kepadanya, usahanya tumbuh pesat. Hanya dalam tempo satu tahun, ia telah memiliki 20 gerobak cireng yang tersebar di beberapa minimarket dan supermarket, dengan marjin keuntungan 800ribu – 1 juta perbulan dari satu gerobak. Namun Reiner terbukti bukan tipe orang yang cepat puas, tak ingin terlena dengan keberhasilannya berbisnis cireng, ia lalu manfaatkan keuntungan dari jualan cireng untuk membuka bisnis baru, pilihannya yaitu restoran makanan Jepang.
Reiner membuka resto makanan Jepang dengan modal awal sekitar 60 juta rupiah. Ia menamai usaha baru itu “Minori Bento Restaurant”. Rumah makan ini dibuka di beberapa tempat strategis, seperti di dekat sekolah dan kampus. “Puji Tuhan, dari dua usaha ini selalu ada profit, meskipun awalnya selalu gagal,” ujar Reiner.
Reiner tetap memendam tekad memiliki usaha yang lebih besar. Maka, ia memutuskan menjual dua usahanya itu. Ia mencoba belajar mempertajam keunggulan dalam bidang sales dan marketing. Ia pun bekerja menjadi Vice President of Marketing di sebuah perusahaan di malaysia. Bagi Reiner, untuk mencapai tonggak kesuksesan, seseorang harus merintis mulai dari nol, bahkan bekerja untuk orang lain sebagai karyawan. “Semua pengusaha sukses, pasti pernah melalui fase bekerja untuk orang lain. Kuncinya, kita serap ilmu serta pengalaman dari orang-orang yang sudah profesional,” tandas anak kedua dari dua bersaudara ini.
Dan benar, Reiner belajar banyak hal di perusahaan Negeri Jiran itu. Ia menatap peluang usaha di Indonesia masih amat menggairahkan, lantaran peluang dan pangsa pasarnya sangat luas. Mau tidak mau, untuk mempertajam pengetahuan tentang sales dan marketing, Reiner pun harus belajar tentang tipe dan selera konsumen di Indonesia.
Pada 2011, sembari bekerja, Reiner mendirikan perusahaan Reitech Solusindo yang bergerak dalam bidang perdagangan ekspor dan impor. Satu tahun kemudian, ia melepaskan jabatan di perusahaan asing itu, dan memberikan perhatian penuh kepada perusahaan baru miliknya.
Kini, Reiner telah memiliki perusahaan sendiri dengan puluhan karyawan dan menjadi Chief Executive Officer (CEO). Prestasi lainnya, Reiner juga berhasil menembus total angka pendapatan seperempat trilyun rupiah dari awal membuka usaha hingga kini. “Kuncinya harus fokus. Jika gagal, harus coba lagi! Sukses itu tidak ada yang instan, namun bukan berarti lama,” ungkap umat Paroki Maria Kusuma Karmel (MKK) Meruya, Jakarta Barat ini.
Bagi orang muda yang ingin terjun dalam dunia bisnis, pesannya; Tak perlu takut. Besaran modal juga tak selalu menjadi ukuran keberhasilan usaha. “Semua usaha bisa dimulai dari modal kecil. Dan, jika gagal itu wajar, apalagi 50 persen pengusaha di fase awal pasti gagal. Tapi terus mencoba dan ubah pola pikir, jangan hanya ingin menjadi seorang pengusaha, tetapi jadilah pengusaha yang sukses!” tandas Reiner.
Reiner meyakini, setiap orang pasti bisa sukses. Namun, sukses itu juga perlu persiapan, sehingga segala risiko bisa dikelola. “Sukses itu sama dengan persiapan ditambah kesempatan,” pungkasnya.
wartawira
Latest posts by wartawira (see all)
- Gak Cuma Dijual, Inilah 5 Ide Bisnis Tanaman Hias Yang Bikin Kamu Super Cuan - Saturday, 12 October 2024
- Apa Penyebab Tupperware Mengalami Kebangkrutan? - Saturday, 12 October 2024
- Viral Di Tiktok Jualan Mochi Pinggir Jalan Raih Omzet Ratusan Juta - Friday, 11 October 2024