Kisah Unik Thomas Talhelm Mendirikan Perusahaan Pembersih Udara DIY

Thomas Talhelm. (Sumber foto: SmartAirFilters.com)
Dikembangkan oleh Thomas Talhelm pada tahun 2013, Smart Air purifiers kini telah berkembang pesat dan telah memperluas jangkauannya ke India, Mongolia dan Filipina dengan pengiriman mencakup Thailand, Pakistan, dan Indonesia.
Thomas menjalankan Smart Air sebagai perusahaan sosial dengan misi untuk mendidik masyarakat tentang polusi udara, pengetahuan tentang alat pembersih udara dan cara-cara yang terjangkau agar dapat menghirup udara yang bebas polusi. “Kami pikir jika melihat data empiris, maka orang tidak perlu menghabiskan banyak uang hanya untuk sekedar membeli alat pembersih udara dan masker,” kata Thomas.
Kisah unik Thomas Talhelm mendirikan perusahaan pembersih udara DIY dimulai pada Januari 2013, saat itu Thomas yang seorang mahasiswa PhD sedang melakukan penelitian di Beijing ketika “airpocalypse” melanda. Kata ‘airpocalypse’ digunakan untuk menjelaskan tingkat polusi udara di kota itu yang memuncak hampir 35 kali diatas batas yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Thomas merasa dia harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya, maka ia pergi untuk membeli pembersih udara. Ia terkejut, tak menyangka sebuah alat pemurni udara paling populer di Beijing harganya diatas $ 1.000, tidak terjangkau untuk ukuran seorang mahasiswa seperti dia.
Tak ingin menyerah, Thomas lalu menggali lebih dalam. Ia sangat penasaran apa yang ada di dalam kotak ajaib itu sehingga membuat harganya begitu mahal? Dia segera mengetahui bahwa “bahan aktif” di sebagian besar pembersih udara hanyalah filter HEPA. HEPA atau High Efficiency Particulate Air adalah jenis filter udara mekanis yang bekerja dengan menyaring debu, asap rokok, bulu hewan, dan lainnya yang terdapat dalam udara. Sistem kerja HEPA filter adalah dengan menyaring udara dan membersihkannya. Thomas menemukan mekanisme sederhana; kipas mendorong udara melalui filter HEPA dan kemudian menghembuskannya kembali. Hanya itu saja. Hanya itu yang anda butuhkan untuk menyaring partikel berbahaya dari udara yang anda hirup.

Prototipe pertama penjernih udara DIY Thomas Talhelm. (smartfilters.com)
Dia bertanya-tanya mengapa tidak membuat alat pemurni udara sendiri jika prosesnya sesederhana itu. Dia lalu membeli filter HEPA dan mengikatnya ke kipas yang dia miliki. Dan terbukti bekerja! Alat pembersih udara sudah siap hanya dengan harga sekitar $ 30.
Thomas tidak berhenti di situ. Dia menginginkan pembersih yang dibuatnya mampu menangkap partikel terkecil PM 2.5 (Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer)) yang dapat menembus jauh ke dalam paru-paru. Ia membeli sejumlah alat uji, termasuk penghitung partikel laser.
Thomas kemudian melakukan serangkaian pengujian dan membuat alat pembersih DIY di kamar tidurnya sehingga dapat melacak tingkat partikulatnya di beberapa tes. Setelah menjadi jelas dan valid, data tersebut lalu ia publikasikan secara online bersama dengan instruksi tentang bagaimana orang dapat membuat pembersih udara mereka sendiri tanpa harus membeli alat yang mahal. Beberapa surat kabar dan majalah menulis artikel tentang “penemuan” Thomas itu, dan beritanya segera menyebar di Beijing.
Segera, Jaringan Energi Beijing atau Beijing Energy Network (BEN) sebuah organisasi lingkungan China menyarankan agar dia menjalankan lokakarya DIY untuk menunjukkan kepada orang-orang bagaimana membangun pemurni udara mereka sendiri. Berbagai pertanyaan juga membanjiri emailnya bertanya tentang jenis kipas atau filter HEPA yang dapat digunakan membuat untuk filter udara sendiri. Melihat banyaknya antusiasme dan permintaan yang terus meningkat, Thomas kemudian bekerja sama dengan teman-temannya; Gus Tate dan Anna Guo mendirikan startup sosial bernama Smart Air pada tahun 2013.
Terkait dengan perusahaan yang didirikannya, Thomas berkata, “Kami tidak pernah menerima investasi dari luar. Sejak hari pertama, kami mandiri. Ini memberi kami kebebasan untuk membuat keputusan yang tidak didasarkan pada keinginan investor kaya, tetapi pada cara terbaik untuk memberikan udara bersih kepada orang-orang.” Dia menambahkan bahwa perusahaan terbuka untuk pendanaan eksternal hanya dari orang-orang yang memiliki misi sosial yang sama yaitu memberikan udara bersih kepada yang membutuhkan.
Sebagai perusahaan social enterprise, misi utama Smart Air adalah memotong biaya yang tidak diperlukan untuk mendapatkan udara bersih bagi siapapun dengan harga murah. Misalnya mereka tidak menggunakan metode pemasaran yang mahal. Juga menghilangkan perantara serta mengirim sendiri sebagian besar pesanan. “Kami memotong ‘gimmick’ atau pemanis yang tidak perlu yang ada pada sebagian besar pembersih seperti lampu berkedip, aplikasi yang mengganggu atau ioniser yang tidak efektif,” kata Dhariyash Rathod, pimpinan Smart Air India.
Karena Smart Air adalah perusahaan sosial, keuntungan bukanlah motivasi pertamanya. “Kami sengaja membuat harga serendah mungkin, dengan margin keuntungan yang jauh lebih rendah daripada norma di industri. Kemudian kami mengambil keuntungan tersebut dan berinvestasi kembali melalui penelitian open-source, workshop, dan merancang mesin baru,” katanya, dan Dhariyash menambahkan bahwa 100 persen keuntungan perusahaan digunakan untuk menciptakan udara bersih.
Menurut Dhariyash, model bisnis mereka didasarkan pada umpan balik yang positif. “Semakin banyak pembersih yang kami jual, maka semakin banyak pendapatan yang kami miliki dan semakin banyak pula kami harus berinvestasi kembali untuk menyediakan udara bersih bagi orang-orang. Itu berarti setiap pembersih Smart Air yang anda beli membantu semakin banyak orang terlindungi dari polusi udara.”
Thomas Talhelm sendiri sekarang adalah Associate Professor of Behavioral Science di University of Chicago Booth School of Business. Ia terus mencurahkan waktu luangnya untuk menghadirkan udara bersih bagi orang-orang di seluruh dunia. Operasi Smart Air dipimpin oleh berbagai pimpinan yang bekerja penuh waktu dengan perusahaan.
Smart Air ingin memperluas operasinya ke lebih banyak tempat dimana kesadaran tentang bahaya polusi udara masih rendah dengan cara mengadakan berbagai inisiatif lokakarya dan melatih para pendidik dan pemimpin suatu daerah sehingga mereka dapat secara konsisten memberikan lokakarya dan intervensi kepada komunitas di wilayah tersebut.
Kini, Smart Air secara resmi ada di China, India, Thailand, Philippines, Mongolia, Bangladesh, Indonesia dan memiliki perwakilannya di Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan & Turkmenistan, Pakistan, Singapore, Vietnam.
wartawira
Latest posts by wartawira (see all)
- Contoh Emotional Selling Dalam Penjualan - Sunday, 16 March 2025
- Penerapan Law of Averages Dalam Pemasaran - Tuesday, 21 January 2025
- Menemukan Tujuan Hidup Dengan Filosofi Ikigai - Tuesday, 21 January 2025
Kalau dibaca trus direnungkan sebenarnya banyak peluang yg datang dan pergi. Cuma kadang-kadang kita nya yg ga paham bgmana mengelola peluang tsb jd sesuatu yg menghasilkan. Sangat mwnginspirasi.
Pingback: 10 Cara Berpikir Cerdas Menjalani Hidup Yang Kreatif Menurut Elizabeth Gilbert