Suami Istri Wirausaha Kain Lurik
“Kita kerjasama dengan pengrajin. Kita yang nentuin motifnya, kemudian kita olah di kreasi luriknya. 2011 kita mulai dari baju. Lalu di 2012 kita mulai bikin tas,” ujar Angga Wijianto (33 tahun) saat membuka percakapan dengan wartawirausaha.com. Angga, begitu ia biasa dipanggil, bersama istrinya adalah wirausaha kain lurik.
Suami istri ini memiliki produk kain lurik bernama ‘Kalu’. Suami istri wirausaha kain lurik ini menjalankan bisnisnya sejak tahun 2011. Mengandalkan penjualan dari bisnis online dan dari pameran ke pameran, Kalu menjadi merk kain lurik yang memiliki perkembangan dengan cepat. Lokasi penjualan suami istri wirausaha ini ada di rumah mereka. Saat redaksi wartawirausaha.com mendatangi rumah mereka yang ada di kawasan Baciro, Yogyakarta rumah tersebut dipenuhi dengan berbagai produk kain lurik. Dari kain lurik hingga baju dan tas.
Keterbatasan modal jadi alasan kenapa Kalu belum juga memiliki toko. “Dari 2011 masih pameran, lalu 2012 saya cari-cari info tentang (bisnis) online-nya, kemudian kita fokus kembangkan di online-nya,” ucap Angga mengenai media pemasarannya. Dengan menjual produk-produk luriknya di jaringan internet, pasar Kalu ada di seluruh wilayah Indonesia. Jabodetabek dan Kalimantan adalah wilayah konsumen terbesar Kalu.
Ide untuk jadi wirausaha kain lurik berasal dari istrinya, Dyah Yesinta Narendra Dewi (31 tahun). Motif kain dan ide produk dihasilkan suami istri ini. Tetapi pembuatan produk, suami istri ini bekerjasama dengan beberapa penjahit dan pengrajin kain lurik. Suami istri wirausaha ini memiliki penjahit tetap, penjahit lepas dan pengrajin kain. “Karena mereka kurang begitu nyaman bekerja di sini (rumah Angga dan istri-red), ambil benang, lalu finishing di rumah mereka,” jelas Angga.
Omset penjualan Kalu sudah mencapai di kisaran angka 50 juta. Menariknya pasar online yang dirasakan Angga dan istri masih membuat mereka berdua belum ingin beranjak untuk membuat toko. Pengembangan media penjualan di internet masih menjadi perhatian khusus Angga. “Tapi rencana ada (membuat toko-red),” ujar Angga.
Latest posts by Danoe Santoso (see all)
- Menikmati Racikan Bumbu Wirausaha Kuliner Jogja - Thursday, 31 December 2015
- Wirausaha Wanita Indonesia yang Mendunia - Wednesday, 2 December 2015
- Wirausaha Muda Agrobisnis Indonesia - Tuesday, 1 December 2015