Kisah Empat Wanita Wirausaha Malaysia dan Filipina
- Wirausaha memberikan kesempatan kedua
Saat suami Alicia Dumdum pensiun 15 tahun yang lalu, ia mulai mengandalkan sari-sari (istilah toko kelontong dalam Bahasa Filipina) sebagai sumber ekonominya. Dua tahun lalu, topan haiyan menghancurkan rumah dan tokonya. Membuatnya kehilangan lebih dari 20 anggota keluarganya. Dumdum pun membangun ulang sari-sari miliknya dan menggunakan transaksi uang berbasis teknologi selular sebagai bagian dari usaha sari-sarinya.
“Bagi saya, menjadi seorang wirausaha adalah mencari nafkah untuk keluarga saya. Sambil membantu membangun kembali lingkungan sekitar saya,” ucap Alicia Dumdum.
- Wirausaha menyatukan masyarakat.
Toko sari-sari milik Bella Sadongdong berada di sebrang sebuah rumah sakit di Tacloban (salah satu kota di Filipina). Lewat usahanya, Bella menawarkan layanan mobile banking. Layanan ini membantu masyarakat yang mmebutuhkan uang tunai untuk kebutuhan darurat. Masyarakat sangat terbantu dan berterima kasih atas layanan Sadongdong.
“Bagi saya menjadi seorang wirausaha berarti memiliki dedikasi dan hati, tahu bagaimana berhubungan dengan konsumen, serta cinta dan menghargai apa yang dimiliki,” ujar Bella.
- Wirausaha memberikan kemampuan untuk berhadapan dengan aturan tradisional.
Haziqah Huzuri menyenangi dunia roti. Sebagai ibu rumah tangga asli Malaysia, dan ibu dari dua anak, ia ingin lebih memperluas perannya dengan cara memasuki dunia wirausaha. Sebagai pemilik Scrummy Cake Design, Haziqah ingin membuktikan pada budaya Asia bahwa wanita dapat sukses menjalankan bisnis, seperti pria.
“Menjadi wirausaha wanita artinya adalah berani membuat keputusan dan menghadapi tantangan. Dan itu membuat saya percaya diri,” ucap Haziqah.
- Wirausaha memberikan pendapatan yang dapat membantu keluarga keluar dari kemiskinan.
Putri Hamzah adalah ibu dari dua anak yang tinggal di Kuala Lumpur. Kebutuhan belanja rumah tangga bulanannya sekitar empat ratus ribu rupiah. Saat itu, ia harus berjuang keras untuk bisa mendapatkan uang empat ratus ribu rupiah. Lalu Hamzah menjalankan usaha jasa jahit baju pesanan. Usahanya di jalankan di rumahnya, sehingga ia dapat merawat anaknya sekaligus menunjukkan hasil ketekunannya. Tidak mudah tentu saja, tapi ia bertekad menjadi bos bagi dirinya sendiri.
“Menjadi wirausaha berarti banyak bagi saya karena, seingat saya, saya telah memimpikan menjadi wirausaha sejak lama. Artinya saya dapat mandiri dan bertahan hidup dengan kemampuan saya sendiri,” Ucap Hamzah.
Latest posts by Danoe Santoso (see all)
- Menikmati Racikan Bumbu Wirausaha Kuliner Jogja - Thursday, 31 December 2015
- Wirausaha Wanita Indonesia yang Mendunia - Wednesday, 2 December 2015
- Wirausaha Muda Agrobisnis Indonesia - Tuesday, 1 December 2015