Avoskin Mengedepankan Penjualan Online untuk Sarana Pemasaran
Meski Avoskin hendak membuka gerainya di Bali dan kedepannya juga akan membuka gerai di Yogyakarta, namun pemasaran Avoskin sebagian besar melalui jalur online. Penjualan online ini menggunakan berbagai media, seperti sosial media, web, dan iklan online. Pemilihan online sebagai cara pemasaran menurut Aan karena dengan online jangkauan pemasarannya jauh lebih luas. “Kita banyak mereduce biaya marketing. Kalau pasang billboard 30 juta. Di online 30 juta sudah bisa untuk Google advert, Facebook, sosmed lain, kalau di Instagram, satu kali promote di salah satu akun yang punya satu juta pengikut, itu kan sudah ke read banyak sekali,” terang Aan.
Selain itu, melalui internet Aan juga membuat skema untuk para blogger atau penulis web yang mempromosikan produknya. Satu blogger yang mempromosikan produknya ia beri potongan 30% dari harga jual pasaran. Dengan potongan harga sekian, tak jarang para blogger ini menjadi reseller produk Avoskin. “Kalau ada blogger yang menuliskan produk kami, kami kasih 30% dari harga kami. Mereka bisa menjual 100 produk, ya berarti keuntungannya tinggal dikali. Sangat efektif. Pakai Google bisnis, sosmed itu juga efektif sekali, seperti pakai Instagram dan Facebook, misalnya.”
Menurutnya, era teknologi saat ini memungkinkan semua orang untuk menjual apapun melalui online. Pun pembeli online sekrang sedang sangat tumbuh. Adalah Aris Nurul Huda, bagian internet marketing Avoskin yang melakukan analisis tentang pasar online Avoskin. Aris menemukan bahwa pasar online memiliki rentang umur yang hampir sama dan kecenderungan laki-laki juga kini peduli terhadap penampilan sehingga ingin pula merawat tubuh mereka dengan produk Avoskin. “Di market place kita sudah kerjasama dengan Zalora dan brand lain. Ke depannya mau sama market place yg lain,” kata Aan.
Avoskin mengedepankan penjualan online untuk sarana pemasaran, untuk itu mereka sedang membangun teknologi untuk
mengenali masalah kulit wajah. Teknologi penganisis kulit wajah ini nantinya akan mendeteksi masalah kulit menggunakan capture foto user ditambah beberapa instruksi. “Jadi ya kita sedang mau mengembangkan face recoqnize-nya itu. Karna saya orang IT ya tahulah cara mengembangkan teknologinya. Jadi IT sama bisnis digabungkan untuk produk kosmetik. Yang sudah bermain pakai skin analize itu Ponds tapi masih pakai animasi. Kalau kita nanti rencananya pakai capture wajah, pakai beberapa variable. Jadi nanti akan dianalisis oleh komputer hasilnya, masalah kulit apa, cocoknya pakai perawatan wajah yang mana. Atas dasar requirment yang dimasukkan oleh user,” terang Aan.
Sebab usahanya semakin berkembang, Aan berencana menghadapi pasar bebas ASEAN sebagai sebuah peluang untuk merambah pasar Asia Tenggara. “Saya mengaggap persaingan pasti terjadi. Jadi ya nggak perlu terlalu risau. Malah jadi motivasi,” terangnya. Avoskin menjadikan Malaysia, Brunei, dan Thailand sebagai pangsa pasar berikutnya.
Latest posts by Nur Janti (see all)
- Program Unggulan dari Kementrian Tenaga Kerja - Tuesday, 25 August 2015
- Pelatihan Kerja dan Kewirausahaan Bagi Masyarakat - Monday, 3 August 2015
- Pameran Produk Unggulan UMKM dan Pasar Rakyat Jawa Tengah 2015 - Tuesday, 28 July 2015








