Dari Bisnis Bumbu Rempah Sasetan Annisa Kantongi Omzet 500 juta per bulan
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar berupa rempah-rempah. Berbagai tanaman eksotis dan kaya manfaat tumbuh di negeri ini, seperti jahe, kunyit, pala, kemiri, cengkeh, lada, kayu manis, dan tembakau. Hal tersebut kemudian menjadikan rempah Indonesia berjaya di manca negara, bahkan mampu berkontribusi untuk perekonomian negara.
Hal tersebut dimanfaatkan menjadi peluang usaha oleh Libri Annisa, seorang wanita asal Mojokerto, Jawa Timur. Awalnya, Annis, sapaan akrabnya, merasa sayang karena selesai memasak masih banyak bumbu rempah, seperti lada tersisa banyak. Selain itu bila disimpan, maka aroma bumbu rempah-rempahnya akan hilang.
Timbul idenya untuk membuat bermacam bumbu rempah-rempah kemasan saset sekali pakai dengan harga terjangkau. Bumbu-bumbu rempah miliknya dijual dengan harga Rp 500 per sachet.
“Kalau abis penggunaan masih ada sisa, aromanya bisa hilang kalau penyimpanannya kurang bagus. Nah melihat peluang market juga. Waktu itu belum ada yang main di harga Rp 500-an. Rata-rata harganya Rp 1000-an. Kita coba main di harga Rp 500 karena bisa jadi market-nya lebih banyak, kebutuhannya juga pas sesuai dengan sekali masak,” katanya.
Annis mulai membangun bisnisnya pada tahun 1017 dengan merek ‘Labuna Nusantara’ dan mendapat respon yang positif. Produknya laku keras, seperti jahe, kunyit, hingga lada.
Usaha apapun tentu ada pasang surutnya, juga dialami Annis, misalnya saat harga komoditas bahan baku yang disuplai dari petani mengalami kenaikan. Hal tersebut membuat dirinya mau tidak mau juga menaikkan harga jual. Meski begitu, untuk kemasan saset, dia masih mempertahankan dengan harga Rp 500. Adapun menyiasatinya dengan mengurangi berat bersih.
“Jadi, kami terutama yang main di kemasan kecil, seperti botol pasti harus menyesuaikan harga lagi dan harus menerima konsumen yang mungkin agak protes harganya naik. Kalau yang sachet itu harga-nya tetap di Rp 500 tapi gramasinya yang berubah,” jelasnya.
Kenaikan harga bahan baku tidak menghentikan langkah Annisa, justru produknya semakin digemari dan siapa sangka kini sudah melanglang buana ke mencanegara seperti Malaysia, Makau, Hongkong, hingga Australia. Bahkan telah rutin ekspor bumbu rempah-rempah ke Makau dan Hong Kong tiap bulannya. Dalam sebulan, Annisa bisa mengeluarkan 1 kuintal per varian produk.
“Sudah pernah ekspor, sudah sampai Makau, Hong Kong, Malaysia dan Australia, permintaannya dalam bentuk kemasan boks atau kiloan. Australia pernah dua kali, Makau dan Hong Kong rutin satu bulan. Kalau, Makau Hong Kong paling banyak kunyit. Kalau Malaysia rata semuanya, lada, kunyit, dan lain-lain. Australia mintanya lada dan pala,” imbuhnya.
Dari bisnis bumbu rempah sasetan Annisa kantongi omzet 500 juta per bulan. Ke depan ada beberapa produk yang bertambah. Saat ini, dia masih dalam tahap riset dan pengembangan. Target selanjutnya adalah membidik negara lain untuk tujuan ekspor, seperti Jerman dan Belanda. Pasalnya, dia melihat potensi bahwa pasar rempah-rempah diminati global.
Saat ini, Labuna Nusantara mempunyai tiga varian produk dengan berbagai kemasan. Adapun varian produknya, seperti kunyit bubuk, lada bubuk, dan ketumbar bubuk. Produk bumbu rempahnya mulai dijual dari harga Rp 500-28.000. Terdapat paket reseller dan berbagai penawaran menarik lainnya.
Kunjungi Official page produk Labuna Nusantara disini
wartawira
Latest posts by wartawira (see all)
- Buku Kisi-kisi SKB CPNS 2024 Dan Panduan Wajib CAT CPNS 2024-2025 - Tuesday, 5 November 2024
- Bagaimana Ciri Copywriting Yang Ampuh untuk Promosi - Monday, 21 October 2024
- Mengapa Copywriting Sangat Penting Untuk Promosi Bisnis Anda - Monday, 21 October 2024