Buah Pinang Batara Dulu Jadi Sampah Kini Jadi Sumber Penghasilan

Peluang usaha budidaya pinang batara
Dulunya buah Pinang Batara yang banyak ditemukan Desa Sukakarya, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan adalah komoditas yang tidak ada nilainya dan dibuang begitu saja oleh masyarakat.
Tapi siapa sangka berkat kolaborasi kemitraan dari PT Pertamina EP Pendopo Field dan masyarakat desa Sukakarya, kini buah Pinang Batara dapat diolah menjadi sumber penghaslan yang bahkan sudah melangkah ke level ekspor. Buah Pinang Batara Dulu Jadi Sampah Kini Jadi Sumber Penghasilan.
Utamanya buah Pinang batara tersebut diekspor sebagai bahan korosi inhibitor atau cairan penghambat karat pada logam.
“Dulu mah jadi sampah, nggak ada harganya, malas orang mau memanen pinang,” kata Ketua Kelompok Wanita Tani (Melati), Suhartini di Desa Sukakarya, Sumatera Selatan.
Suhartini menyebut harga pinang tua di pasar lokal sekitar Rp 4.000/kg. Dengan adanya upaya ekspor ke pasar ke level internasional ini, harga pibang naik menjadi Rp 6.000/kg.
Selain menjadi komodtas ekspor, penjualan pinang hingga produk turunannya berupa bandrek laris manis di pasar Malaysia dan menyusul Dubai hingga Eropa.
“Pelepah sama pinangnya dikirim ke Lampung, Lahat, Eropa, Dubai. Bandreknya ekspor ke Malaysia kemarin pameran di sana.” beber Suhartini.
Dalam proses pemanfaatan ekstrak buah Pinang Batara sebagai korosi inhibitor, pihak Suhartini berkolaborasi dengan Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM), Pertamina EP Pendopo Field telah berhasil memformulasikan korosi inhibitor alami dan mentransfer pengetahuan tersebut kepada masyarakat setempat.
“Korosi inhibitor alami ini tidak hanya lebih ekonomis, tetapi juga lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan,” ucap Senior Manager Pertamina EP Pendopo Field, I Wayan Sumerta.
Berdasarkan kajian Fakultas MIPA UGM, biaya produksi cairan antikorosi dari biji pinang tua berkisar antara Rp 27.268 hingga Rp 37.555 per liter, jauh lebih murah dibandingkan dengan cairan inhibitor berbasis bahan kimia yang harganya mencapai Rp 34.000 hingga Rp 51.750 per liter. Oleh sebab itu, penggunaan korosi inhibitor alami dapat menghemat biaya sebesar 13% hingga 27%.
“Dengan pendekatan ini, perusahaan bisa tumbuh bersama masyarakat,” jelas dia.
Tertarik menjadi wirausaha dengan memanfaatkan peluang usaha budidaya pinang batara?
Tersedia paket bibit kecambah pohon Pinang Batara yang siap tanam dengan pilihan jumlah bibit 30 dan 50 butir.
Untuk informasi detail silakan klik disini.
wartawira
Latest posts by wartawira (see all)
- Contoh Emotional Selling Dalam Penjualan - Sunday, 16 March 2025
- Penerapan Law of Averages Dalam Pemasaran - Tuesday, 21 January 2025
- Menemukan Tujuan Hidup Dengan Filosofi Ikigai - Tuesday, 21 January 2025







