Kue Lumpur Modifikasi dengan Beragam Pilihan Toping

Rira Zahrotul Mujahidah memulai usaha kue lumpur pada tahun 2010 saat ia duduk di kelas X di SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta. Meski mulai usaha tahun 2010, nama brand Lumpurrira Yogyakarta baru tercetus pada 2014, tepatnya pada 19 Mei dan dengan motto, “LUMPURRIRA, Bukan Kue Lumpur Biasa”. Nama ini ia ambil lantaran ingin menawarkan kue lupur dengan rasa dan beragam inovasi yang berbeda dari kue lumpur lainnya. “Kue lumpur ini hadir dengan cita-cita ingin menaikkan nama kue lumpur yang diproduksi ibu,” kata Rira.

Usaha kue lumpur ini merupakan usaha keluarga. Rini Wajiatmi, ibu Rira, setiap harinya memproduksi kue lumpur tradisional dengan topping kelapa. Rini menitipkan kue lumpur buatannya di pasar ataupun toko kue dan jajanan pasar. Dimulai sekira tahun 2004 usaha ini masih berproduksi hingga sekarang. “Rasanya tetap sama dan menjadi ciri khas kue lumpur dengan nama Bu Rochmat, itu nama bapak,” terang Rira. Dari usaha kue lumpur ini, Rini mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga untuk sehari-hari.

Baru pada 2010 Rira mulai menjual kue lumpur ke kalangan teman sekelasnya, ternyata banyak yang menyukai kue lumpur buatan Rira. Popularitas pun mulai didapat di kalangan teman seangkatannya dan membuat pesanan akan kue lumpur Rira meningkat hingga kakak kelasnya pun turut memesan kue lumpur buatan Rira untuk momen tertentu.

Kue lumpur Rira merupakan kue lumpur modifikasi dengan beragam pilihan toping. Ada beragam pilihan rasa yang ditawarkan kue lumpurnya, yaitu coklat, coklat keju, keju, stroberi, kacang, buleberry, dan lain lain. Respons dari pelangan dan guru yang sangat positif membuat permintaan akan kue lumpur semakin meningkat. Asik berjualan kue lumpur ternyata membuat nilai Rira turun dan ia memutuskan untuk berhenti sejenak menjual kue lumpur untuk memperbaiki nilainya. “Akhirnya memutuskan untuk berhenti berjualan kue lumpur, pada tahun 2011”.

Halaman selanjutnya>>

Halaman 1 2