8 Alasan Tak Terbantahkan Kenapa Kita Tidak Perlu Kantor
7. Peningkatan kualitas hidup bagi karyawan
Beberapa tahun yang lalu para peneliti di Universitas Umea di Swedia menyimpulkan bahwa 40 persen dari pasangan suami istri bercerai karena pasanganya berada dalam kemacetan selama lebih dari 45 menit. Bekerja sudah menjadi penyebab utama stres bagi karyawan. Dan permasalahan transportasi dan perjalanan ke kantor menjadi tambahan peningkatan kadar stress bagi para pekerja. Para pekerja memiliki kemungkinan bisa menghabiskan waktu yang terbuang selama di jalan untuk dihabiskan bersama keluarga yang dicintai, atau bahakan untuk bekerja, dan bukannya berada di jalan.
8. Tempat kerja baru
Seperti dijelaskan, setiap lokasi berpotensi menjadi tempat kerja yang potensial; artinya rumah, kedai kopi, atau lokasi lain di mana anda bisa mendapatkan koneksi internet merupakan tempat yang potensial untuk bekerja. Selama beberapa tahun terakhir kami, juga telah melihat cepatnya kehadiran co-working space di mana karyawan dari perusahaan yang berbeda dapat menyewa meja atau kantor dekat tempat mereka tinggal. Ruang co-working space adalah bangunan yang dilengkapi dengan ruang konferensi, dapur, dan seringkali diberikan fasilitas-fasilitas ala kantor perusahaan konvensional. Selain itu, ada juga beberapa perusahaan yang menyewakan ruang kantor mereka untuk digunakan karyawan perusahaan lain.
Kesimpulannya
Tidak perlu melihat lebih jauh kehidupan pribadi kita untuk mengetahui mengapa bekerja dari kantor tidak selalu menjadi cara kerja terbaik. Tentu saja banyak yang berpendapat bahwa kantor yang besar memudahkan intensitas komunikasi dan kolaborasi pekerjaan. Bahkan sampai ada juga beberapa kantor yang dilengkapi banyak kelebihan fasilitas menawan dan fantastis, mulai dari fasilitas tempat cuci pakaian, pijat untuk anak, dan berbelanja. Namun kenyataannya adalah bahwa jarak sekecil apapun tidak menjamin tingginya intesitas komunikasi dan kolaborasi antar karyawan. Contohnya begini, dua orang karyawan yang berjarak hanya 60 meter satu sama lain dalam ruang kantor, kemungkinan mereka berbicara satu sama lain hampir nol. Padahal di sisi lain, anda mungkin memiliki karyawan ratusan mil jauhnya.
Intinya di sini bukan untuk mengatakan bahwa komunikasi face to face sudah mati, karena memang tidak, dan kita tentu tidak ingin menyingkirkan kontak manusia (setidaknya sebagian besar dari kita begitu). Sebaliknya, organisasi perlu menerapkan lingkungan kerja yang lebih fleksibel bagi karyawan untuk memungkinkan mereka memutuskan bagaimana mereka ingin bekerja. Sebagai contoh, beberapa perusahaan menerapkan “ruang kerja tak terduga” yang berarti bahwa ketika sebuah pertemuan face to face perlu dilakukan, mereka dapat mendiskusikan lokasi pertemuan yang semua peserta pertemuan merasa nyaman dan bisa disewa dengan durasi waktu sesuai kebutuhan. Gerakan kantor virtual ini sama sekali bukan tentang menghapus komunikasi tatap muka. Tetapi kita sedang membicarakan kantor perusahaan bukan satu-satunya pilihan tempat bekerja.
Saya yakin anda dapat menambah daftar 8 alasan tak terbantahkan kenapa kita tidak perlu kantor tadi, tapi kecenderungan besarnya adalah kita tidak perlu lagi bergantung pada kantor-kantor perusahaan sebagai satu-satunya tempat di mana kita bisa mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan perusahaan kepada diri kita.
Artikel ini adalah artikel saduran. Artikel ini menyadur artikel milik Jacob Morgan yang dimuat di website forbes.
Latest posts by Danoe Santoso (see all)
- Menikmati Racikan Bumbu Wirausaha Kuliner Jogja - Thursday, 31 December 2015
- Wirausaha Wanita Indonesia yang Mendunia - Wednesday, 2 December 2015
- Wirausaha Muda Agrobisnis Indonesia - Tuesday, 1 December 2015








