Wirausaha Muda Agrobisnis Indonesia
Indonesia adalah negara dengan wilayah yang memiliki beraneka ragam hasil bumi. Dengan konsep bersahabat dan membangun hubungan saling menguntungkan, beberapa anak muda berhasil membuat sebuah usaha yang bergerak di bidang hasil bumi. Di satu sisi, anak-anak muda ini mendapat keuntungan, di sisi lain bumi Indonesia tidak tereksploitasi berlebihan. Seorang mahasiswa IPB bernama Miftahul Huda adalah salah satu contoh wirausaha muda agrobisnis Indonesia. Setelah menyelesaikan kuliahnya, Miftahul Huda memilih menjadi petani kentang di kampung halamannya, Banjarnegara.
Di kampung halamannya, Miftahul Huda mempraktekkan apa yang ia dapat dari bangku kuliah. Berlatar belakang jurusan proteksi tanaman IPB, Miftahul Huda berusaha meningkatkan panen petani kentang di kampungnya. Lahan yang ia garap bersama warga kampungnya menunjukkan hasil yang tidak mengecewakan. Ia berhasil menjadikan dirinya sebagai petani sekaligus wirausaha muda yang mampu meningkatkan kesejahteraan desanya.
Lain lagi cerita Hasnah Tinggi, wanita wirausaha dari Sulawesi Selatan ini berhasil memberdayakan kelompoknya. Pendidikan terakhir Hasna Tinggi adalah SMA. Tapi hal itu tidak membuatnya rendah diri. Berlatar belakang orangtua yang memiliki ternak itik, ia mengumpulkan tetangga dan teman-temannya untuk membuat kelompok usaha. Bersama kelompoknya, ia membuat usaha penetasan telur itik.
Kelompok usaha yang dinamakan ‘mattiro deceng’ ini pada awalnya terdiri dari wanita. Tapi bersamaan dengan tumbuhnya usaha, para pria pun menjadi anggota kelompok ini. Memberdayakan wanita melalui kegiatan ekonomi adalah efek samping dari tujuan awal Hasna Tinggi. Kelompok usaha penetasan telur itik hasil inisiatif Hasna Tinggi berkembang seiring dengan banyaknya permintaan konsumsi itik di daerah Sulawesi.
Hampir sama dengan Hasnah Tinggi, seorang wanita wirausaha muda Adinda Soraya Mutialarang membangun usahanya bersama dengan kelompok wanita. Kelompok wanita yang bernama ‘desanesia’ didirikan oleh Adinda bersama dengan wanita-wanita desa Cikoneng. Desanesia memproduksi berbagai cemilan tradisional. Berawal dari keprihatinan Dinda pada warga desa Cikoneng, ia membina wanita-wanita desa Cikoneng untuk membuat produk cemilan. Rengginang adalah produk utama dan pertama kelompok desanesia. Dari rengginang ini, desanesia melebarkan variasi produknya ke berbagai cemilan lain. Dari produk-produk desanesia inilah, kesejahteraan warga desa Cikoneng mulai terangkat. Dan tujuan awal Dinda membentuk desanesia pun tercapai. Saat ini, ia dan kelompok desanesia terus mempertahankan dan mengembangkan produk desanesia.
Latest posts by Danoe Santoso (see all)
- Menikmati Racikan Bumbu Wirausaha Kuliner Jogja - Thursday, 31 December 2015
- Wirausaha Wanita Indonesia yang Mendunia - Wednesday, 2 December 2015
- Wirausaha Muda Agrobisnis Indonesia - Tuesday, 1 December 2015