Pisang Tarub Potensi Pasarnya Luar Biasa Besar
Agar tiap bulan tidak berhenti dalam mensuplai pisang ke pasar, Tarto pun mengembangkan system kemitraan berkesinambungan dengan para petani pisang. Pria yang mulai berjualan pisang sejak 20 tahun silam ini, mengaku hingga saat ini sudah memiliki 60 petani baik kelompok atau perorangan yang senantiasa mensuplai kebutuhan pisang di tempatnya.
“Selain menjual buahnya, kami juga menjual bibit buah pisang raja tarub yang berkualitas. Tak hanya menjual bibit saja, namun kami juga mengajak para petani untuk ikut dan masuk dalam kemitraan. Para petani yang membeli bibit di tempat kita, kemudian akan kita jamin pemasaran pisangnya jika sudah panen nantinya.” Tambah Tarto,
Untuk pemasaran sendiri, menurut tarto tidak ada masalah. Bahkan, untuk pesanan pisang di tempatnya kerap kehabisan. Tak hanya buah pisang, Tarto juga menjual bibit pisang untuk calon petani pisang. Selain untuk
konsumsi, pisang Tarto juga seringkali digunakan untuk acara budaya, seperti dalam resepsi pernikahan.
“Untuk bibit pisang saya menjualnya Rp 35.000, dan biasanya dalam satu bulan bisa mencapai 20.000 batang bibit yang kita siapkan. Umumnya, masyarakat yang datang untuk mencari bibit pisang berkisar antara 1.000 – 5.000 bibit.” Ujarnya.
Latest posts by Danoe Santoso (see all)
- Menikmati Racikan Bumbu Wirausaha Kuliner Jogja - Thursday, 31 December 2015
- Wirausaha Wanita Indonesia yang Mendunia - Wednesday, 2 December 2015
- Wirausaha Muda Agrobisnis Indonesia - Tuesday, 1 December 2015











Saya bertani pisang sejak th 2007, selepas pensiun PNS, di lahan pelarangan seluas 1000 m2 disamping rumah, ada juga pohon klengkeng, mangga, pohon jati dll. Pd awalnya saya menanam bibit dr tunas dg membeli dr tetangga daerah lain. Jenis Raja, Ambon, Koja, mas dan Kepok. Hasilnya tak optimal dan tak memuaskan. Pd thn 2009 saya coba dg bibit Raja bagus hsl kultur jaringan sebanyak 100 bt, gagal total layu dan mati. Tahun 2010 saya coba lagi dg bibit Raja Bagus hsl kultur jaringan sebanyak 50 bt, tetapi juga gagal total layu dan mati. Tahun berikutnya saya tanami dg bibit anakan membeli dari daerh kain. Pd awal tanam saya beri pupuk kandang 10 – 15 kg yang telah dicampur Trichoderma Harsanium 59 gram (pemeraman 15 – 20 hari) tiap lubang tanam, serta dolomit. Dan setiap kali tanam selalu saya beri pupuk kandang dan Trichoderma. Namun akhir-2 ini pohon pisang saya banyak yg layu dan mati, terserang layu fusarium, layu bakteri dan bunchitop, sehingga produksi turun. Bagaimana solusinya? dan Langkah apa yang harus saya lakukan? Terima kasih atas perhatiannya.
Saya bertani pisang sejak th 2007, selepas pensiun PNS, di lahan pelarangan seluas 1000 m2 disamping rumah, ada juga pohon klengkeng, mangga, pohon jati dll. Pd awalnya saya menanam bibit dr tunas dg membeli dr tetangga daerah lain. Jenis Raja, Ambon, Koja, mas dan Kepok. Hasilnya tak optimal dan tak memuaskan. Pd thn 2009 saya coba dg bibit Raja bagus hsl kultur jaringan sebanyak 100 bt, gagal total layu dan mati. Tahun 2010 saya coba lagi dg bibit Raja Bagus hsl kultur jaringan sebanyak 50 bt, tetapi juga gagal total layu dan mati. Tahun berikutnya saya tanami dg bibit anakan membeli dari daerh kain. Pd awal tanam saya beri pupuk kandang 10 – 15 kg yang telah dicampur Trichoderma Harsanium 59 gram (pemeraman 15 – 20 hari) tiap lubang tanam, serta dolomit. Dan setiap kali tanam selalu saya beri pupuk kandang dan Trichoderma. Namun akhir-2 ini pohon pisang saya banyak yg layu dan mati, terserang layu fusarium, layu bakteri dan bunchitop, sehingga produksi turun. Bagaimana solusinya? dan Langkah apa yang harus saya lakukan? Terima kasih atas perhatiannya.