Bisnis Keluarga Batik Lasem
Bisnis ini pun menjadi binsis keluarga. Tak hanya itu, Maryati juga bekerja sama dengan 20 orang pemborong. “Ibuku sekarang megang pemasaran dan bapak megang bagian produksi. Di rumahku ada 6 orang yang bekerja untuk Gading Kencana, kalau di luar rumah ada 20 orang pemborong yang ikut memproduksi batik ini,” kata Hanif. “Usaha batik tulis ini pemasarannya lewat pameran, kerja sama dengan kantor-kantor untuk bikin seragam batik, sama dijual di show room,” kata Hanif menjelaskan usaha batik milik ibunya.
Batik Gading Kencana yang dijual oleh Maryati ini harganya berkisar antara 300 ribu rupiah hingga 3 juta rupiah per potong. Harga ini bisa dikatakan wajar untuk sekelas batik tulis. Harga ini untuk menghargai ketelitian, kesabaran, dan kesulitan dalam membuat batik tulis, juga untuk mendisain pakaian yang dibuat dari batik tulis Gading Kencana. Corak Lasem yang merupakan perpaduan antara budaya Jawa
dan Tionghoa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan batik Gading Kencana.
“Ada kendala tersendiri membikin usaha batik tulis. Harganya kan mahal, jadi ya orang-orang tergiur untuk membeli batik printing karena harganya lebih murah. Kalau kami (pengusaha batik tulis, red) memang agak kesulitan karena bahan baku untuk batik tulis sendiri harganya sudah mahal, belum apresiasi untuk pengrajin dan pembuatnya,” terang Hanif menjelaskan kesulitan yang ia dan ibunya alami dalam menjalankan usaha batik tulis. Untuk itu, baginya menjaga kualitas dan ciri khas batik Gading Kencana merupakan kunci untuk tetap menarik minat pelanggan.
Latest posts by Nur Janti (see all)
- Program Unggulan dari Kementrian Tenaga Kerja - Tuesday, 25 August 2015
- Pelatihan Kerja dan Kewirausahaan Bagi Masyarakat - Monday, 3 August 2015
- Pameran Produk Unggulan UMKM dan Pasar Rakyat Jawa Tengah 2015 - Tuesday, 28 July 2015










