Menghisap Laba Shisha Bersama Keluarga
Tahun 2009 hingga 2010 bisnis yang digeluti Hendri mulai surut, hal ini karena ada beberapa rekanan yang mulai mengambil jalur sendiri dan meninggalkan Hendri. Saat itu dia menemui seorang direktur café untuk menawarkan shisha kreasinya. Namun, penolakan langsung namun halus yang diterima Hendri. Bukannya down, Hendri justru memberikan tawaran dengan setengah “menantang”. Hendri yakin keluarganya akan membantu perjalanan bisnisnya. Untuk itu dia memiliki tekad untuk menghisap laba shisha bersama keluarga.
“Saya ingin menyewa space di cafe bapak, satu sampai tiga bulan. Dan saya yakin bisa membawa pengunjung yang banyak untuk cafe bapak karena shisha yang saya buat ini.“ Kata hendri kepada salah seorang direktur di cafe yang berada di Kotabaru, Yogyakarta.
Setengah kaget akan kepercayaan diri dan kenekatan Hendri, akhirnya direktur cafe tersebut memberikan space di cafenya untuk Hendra. “Karena tak ingin kecolongan lagi, saya pun menjaga sendiri stan tersebut, dan pelan-pelan memperkenalkan kepada teman dan pengunjung yang datang. Tak perlu sampai 4 bulan, shisha di café tersebut tercatat laku 1000 perbulan.” ujarnya haru.
Pada 2011 banyak kafe rekanan yang nakal dengan membuka stand dan menjual sendiri shisha tersebut. Karena inilah, Hendri mulai berpikir lagi mengenai siapa yang ingin ditawarin kerjasama. Akhirnya, dia pun memilih untuk membuka stand di café-café yang dikelola keluarga atau sahabat baiknya. Hal positif yang dia dapat kemudian adalah mulai timbul rasa percaya diri dalam berwirausaha.
Saat ini, Hendri memiliki stand shisha di lima café di mana rata-rata bersih yang di dapat perstan 2,5 juta hingga 30 juta. “Di saat awal saya buka bisnis ini, hanya membutuhkan sekitar 10 juta, uang tersebut sudah termasuk bahan pembuatan shisha, hingga untuk menyewa stand pertama kali.” Tambahnya.
Untuk sistem yang dia terapkan dengan rekanan adalah sistem bagi hasil. Semakin banyak yang datang ke kafe tersebut dan menggunakan shisha produknya, semakin besar keuntungan yang didapat Hendri. Orang membeli shisha, menurut Hendra adalah karena racikan hingga rasanya yang pas. Kareta itulah, dia membuat sendiri racikan dan tungku atas bong shishanya.
“Harapan saya ke depan, saya ingin membuat semacam house of shisha di mana tempat itu orang mencari bukan makannya, bukan minumannya, namun orang ke sana mencari kenikmatan berbelanja aneka shisha.” Ujar Hendra.
Latest posts by Danoe Santoso (see all)
- Menikmati Racikan Bumbu Wirausaha Kuliner Jogja - Thursday, 31 December 2015
- Wirausaha Wanita Indonesia yang Mendunia - Wednesday, 2 December 2015
- Wirausaha Muda Agrobisnis Indonesia - Tuesday, 1 December 2015











mohon info no hp bp. hendri jameela sheesha