Mcqueen Jogja sebagai wirausaha bisnis online modal 150 ribu untung 2 juta
Meirly Natianessy atau biasa disapa Nessi, memulai berbisnis aksesori untuk Tupperware, salah satu produk peralatan makan, pada April 2012. Sebelum berwirausaha, Nessi sempat bekerja sebagai penulis, namun dia menyadari passionnya untuk beriwirausaha kemudian membuat brand, bernama McQueen Jogja. Dengan bermodal 150 ribu rupiah Nessi membangun Mcqueen. Uang ini merupakan uang jajan Nessi waktu itu. “150 ribu itu uang jajan dulu. Pas enggak ada uang, pegangannya cuma uang itu. Nah, lalu mikir gimana caranya punya barang tapi bisa mengahasilkan uang sendiri, prinsipku gitu. Dari itu bisa beli gadget dan beli macam-macam,” kata Nessi yang berhasil menjadikan Mcqueen Jogja sebagai wirausaha bisnis online modal 150 ribu untung 2 juta berkat usahanya.
Sebelum membuat brand sendiri, mulanya Nessi menjual produk-produk dari Tupperware, baru kemudian dia mulai berjualan aksesori untuk Tupperware karena melihat permintaan untuk produk ini banyak. “Awalnya jualan Tupperware dulu karena lihat pangsa pasar bagus kemudian membuat aksesori Tupperware. Pertama yang dibuat adalah aksesori tempat minum tupperware, ecobag. Lalu dia share di semua grup. Ternyata banyak yang suka, lalu pesanan langsung datang,” cerita Nessi.
Ide untuk berjualan aksesori ini Nessi dapatkan ketika menggunakan produk Tupperware dan kesulitan untuk membawanya, kemudian dia pun mencari penjual box lunch. “Dulu sempat ada yang jual tali tapi mahal, lalu aku bikin sendiri. Akhirnya semua tempat minum kubuat tali, produk lainnya juga. Jadi, orang cari aksesori untuk Tupperware ada semua,” terangnya.
Meski kini sudah berjalan tiga tahun, usaha yang Nessi jalankan ini, ia urus sendiri. Tak hanya itu, ia pun berbelanja kain sendiri agar barang yang ia inginkan sesuai dengan design yang ia buat. Nessi tak menampik bahwa ia beberapa kali bereksperimen dengan memadupadankan desain dan motif kain untuk membuat produknya ini. “Semua design sendiri. Tas jinjing, tas slempang, dan lain-lain. Setelah kudesign baru kulempar ke penjahit langganan, ada dua orang. Pertama kali bikin bahannya enggak bagus dan hasilnya jelek. Akhirnya kubongkar semua. Kainnya kuganti. Jadi ada trial and error,” kata Nessi.
Latest posts by Nur Janti (see all)
- Program Unggulan dari Kementrian Tenaga Kerja - Tuesday, 25 August 2015
- Pelatihan Kerja dan Kewirausahaan Bagi Masyarakat - Monday, 3 August 2015
- Pameran Produk Unggulan UMKM dan Pasar Rakyat Jawa Tengah 2015 - Tuesday, 28 July 2015










