Wanita yang Mengembangkan Generasi Wirausaha Wanita Yordania
Menurut Khader, kemampuan analisa, yang sangat krusial dalam pemrograman, adalah bakat alami perempuan. Kemampuan ini membuat seorang wanita memiliki pilihan karir yang baik. Terutama dalam masyarakat di mana wanita sering berjuang untuk mendapatkan dan mempertahankan posisi mereka di persaingan tenaga kerja lokal. Apalagi jika kemudian perempuan itu memiliki anak. Dan, setengah dari siswa sekolah Khader adalah anak-anak perempuan
“Saya katakan pada siswa-siswa perempuan saya bahwa mereka adalah ahli analisis berbakat alami. Banyak perempuan tinggal di rumah, entah karena anak atau kondisi sosial atau alasan lainnya. Tapi jika mereka belajar bagaimana bahasa pemrograman, mereka dapat melakukan pemrograman dari rumah dan menghasilkan pendapatan yang baik. Banyak negara mempekerjakan programer secara freelance, dan kami dapat memasok programer-programer itu dari sini. Kami mengajarkan bahwa kemampuan alami mereka itu dapat mendatangkan rezeki bagi mereka,” ucap Khader.
Khader membagi sekolahnya dalam dua bentuk pengajaran. Pertama, melalui sistem ekstrakurikuler yang ditawarkan di fasilitas sekolahnya. Siswa-siswanya membayar dan belajar secara pribadi dan datang setelah sekolahnya selesai. Yang kedua, yang adalah bagian dari misi besar Khader, adalah membuat seluruh anak-anak Yordania mampu menciptakan dan mengembangkan aplikasi dan website. Khader dan timnya mengembangkan pelatihan pengajar, materi, buku dan program pengajaran bagi sekolah-sekolah. Tujuh sekolah umum, empat di antaranya adalah sekolah perempuan, telah mengadopsi program pengajaran Khader di tahun ini. Dan lima puluh sekolah umum lainnya akan ikut serta mengadopsinya. Target usia yang dibidik Khader adalah anak-anak berusia 8 hingga 12 tahun.
Sekitar 500 anak telah mengikuti program sekolah pemrograman Khader. Khader berpendapat bahwa output yang dihasilkan secara stabil bersifat baik. “Secara statistik, dari 10 siswa dalam sebuah kelas, kami mendapatkan lima siswa berkinerja baik, dan biasanya dua atau tiga siswa tidak tertarik, dan tiga yang lain rata-rata sangat baik. Tahun depan, kami akan mengajar sekitar lima belas hingga dua puluh ribu anak. Harapan kami lima hingga tujuh ribu inovator akan menjadi outputnya. Bukan jumlah angka yang kecil, tentu saja,” tegas Khader.
Khader tidak berhenti di situ saja. Dia mengawali percobaan dengan anak-anak disabilitas. Tahap pertama adalah mengajar anak-anak tuna rungu dan tuna wicara, yang akan berakhir di bulan januari. Khader dan banyak orang sudah tidak sabar ingin melihat hasil percobaannya.
“Pengajaran pada murid disabilitas ini adalah yang pertama. Semua orang akan melihatnya. Anak-anak disabilitas ini jelas-jelas memiliki kemampuan dan mereka mau belajar. Tapi tidak ada yang memberi mereka kesempatan.”
Memiliki seorang programer tuna netra sebagai konsultan, organisasi Khader juga akan membuat proyek percobaan khusus lain. Khader dan timnya akan membuat terobosan kurikulum pengajaran Braille bagi anak-anak tuna netra. Ia berharap proyek ini dapat berjalan tahun depan.
Apa yang dijalankan Khader dianggap menarik di mata negara-negara timur tengah tetangga Yordania. Begitu juga di Belanda. Saat ini dia diminta untuk menjalankan program pendidikannya di beberapa negara tersebut. Visi Khader mengenai tenaga kerja dunia telah berkembang jauh melintasi Yordania. Jika Khader sukses menjalankan misi besarnya, tidak heran suatu saat nanti, pemrograman adalah hal lumrah dan biasa saja, seperti membaca, menulis, atau matematika.
Latest posts by Danoe Santoso (see all)
- Menikmati Racikan Bumbu Wirausaha Kuliner Jogja - Thursday, 31 December 2015
- Wirausaha Wanita Indonesia yang Mendunia - Wednesday, 2 December 2015
- Wirausaha Muda Agrobisnis Indonesia - Tuesday, 1 December 2015